Selasa, 08 Januari 2013

PENGARUH FAKTOR FISIK UTAMA EKOSISTEM PADA MAKHLUK HIDUP


            Pada sebuah sebuah ekosistem terdapat faktor  biotik dan abiotik. Faktor biotik adalah faktor hidup yang meliputi semua makhluk hidup di bumi. Faktor abiotik adalah faktor tak hidup yang meliputi faktor fisik dan faktor kimia. Faktor fisik utama ekosistem yang mempengaruhi makhluk hidup adalah sebagai berikut :
1.      Suhu
Suhu berpengaruh terhadap ekosistem karena suhu merupakan syarat yang diperlukan organisme untuk hidup. Ada jenis-jenis organisme yang hanya dapat hidup pada kisaran suhu tertentu. Makhluk hidup memiliki suhu optimum untuk kelangsungan hidupnya. Hal ini disebabkan karena reaksi kimia dalam tubuh organisme dipengaruhi oleh kualitas suhu lingkungan. Pada umumnya organisme senang hidup di tempat yang suhunya antara 00-400C sebab pada suhu di atas 400C kebanyakan protein akan terurai dan rusak. Adapun factor-faktor yang mempengaruhi suhu adalah lamanya penyinaran, kedudukan matahari tehadap bumi, dan cuaca.
Pada umumnya mahkluk hidup rata-rata dapat bertahan hidup hanya pada kisaran suhu 00C–400C.hanya mahkluk hidup tertentu saja yang dapat hidup dibawah 00C atau diatas 400C. hewan berdarah panas mampu hidup pada suhu dibawah titik beku karena memiliki bulu dan memiliki suhu tubuh yang konstan (tetap). Temperatur lingkungan adalah ukuran dari intensitas panas dalam unit standar dan biasanya diekspresikan dalam skala derajat celsius. Secara umum, temperatur udara adalah faktor bioklimat tunggal yang penting dalam lingkunan fisik ternak. Supaya ternak dapat hidup nyaman dan proses fisiologi dapat berfungsi normal, dibutuhkan temperatur lingkungan yang sesuai. Banyak species ternak membutuhkan temperatur nyaman 13 – 18 oC atau Temperature Humidity Index (THI) < 72.Keadaan pergerakan molekul ditentukan oleh temperatur atau suhu. Makin tinggi suhu, maka akan mepercepat proses kehilangan air dari tanaman dan sebaliknya.
Selama musim hujan, rata-rata temperatur udara lebih rendah, sedangkan kelembaban tinggi dibanding pada musim panas.Jumlah dan pola curah hujan adalah faktor penting untuk produksi tanaman dan dapat dimanfaatkan untuk suplai makanan bagi ternak.
Curah hujan bersama temperatur dan kelembaban berhubungan dengan masalah penyakit ternak serta parasit internal dan eksternal.Curah hujan dan angin juga dapat menjadi petunjuk orientasi perkandangan ternak.
        Selain perbedaan suhu udara juga bisa menimbulkan angin, yaitu aliran udara akibat perbedaan tekanan. Sehingga organisme akan menyesuaikan diri dengan kondisi tersebut.
2.      Intensitas cahaya
Intensitas cahaya atau kandungan energi merupakan aspek cahaya terpenting sebagai faktor lingkungan, karena berperan sebagai tenaga pengendali utama dari ekosistem.Intensitas cahaya ini sangat bervariasi baik dalam ruang/ spasial maupun dalam waktu atau temporal.
Cahaya  yang dibutuhkan bagi kelangsungan hidup adalah sinar matahari. Sinar matahari mempengaruhi ekosistem secara global karena matahari menentukan suhu lingkungan. Keadaan udara di suatu tepat dipengaruhi oleh cahaya matahari,kelembaban, dan juga temperatur (suhu). Intensitas cahaya matahari yang diterima oleh suatu daerah akan mempengaruhi kelembaban atau kadar uap air di udara. Selain itu, cahaya matahari juga menyebabkan peningkatan suhu atau temperatur udara. Adanya perbedaan temperatur menyebabkan terjadinya perbedaan tekanan udara, sehingga udara mengalir atau bergerak membentuk angin. Kesemuanya memberikan pengaruh bagi organisme.
Cahaya matahari merupakan sumber energi utama semua makhluk hidup.  Cahaya matahari merupakan unsur vital yang dibutuhkan oleh tumbuhan sebagai produsen untuk berfotosintesis. Jika tumbuhan tidak mendapatkan sinar matahari maka tumbuhan tidak dapat melakukan proses fotosintesis. Namun tidak semua spektrum sinar matahari berguna untuk fotosintesis, hanya spektrum merah, nila, dan biru yang dibutuhkan dalam fotosintesis.
Sedangkan keberadaan uap air di udara akan mempengaruhi kecepatan penguapan air dari permukaan tubuh organisme. Organisme yang hidup di daerah panas (suhu udara tinggi dan kelembaban rendah) akan berupaya untuk mengurangi penguapan air dari dalam tubuh, misalnya onta yang merupakan hewan khas padang pasir. Sedangkan beruang kutub,karena hidup di lingkungan yang sangat dingin, beradaptasi dengan memiliki rambut yang tebal.
3.      Air
Air berpengaruh terhadap ekosistem  termasuk makhluk hidup di dalamnya karena air dibutuhkan untuk kelangsungan hidup organisme. Hampir semua makhluk hidup membutuhkan air. Karena itu,air merupakan komponen yang sangat vital bagi kehidupanSebagian besar tubuh makhluk hidup tersusun oleh air dan tidak ada satupun makhluk hidup yang tidak membutuhkan air. Meskipun demikian,kebutuhan organisme akan air tidaklah sama antara satu dengan yang lainnya. Begitu pula dengan ketersediaan air di suatu daerah, tidak sama antara daerah satu dengan yang lainnya. Hal ini juga akan mempengaruhi cara hidup organisme yang ada di daerah-daerah tersebut. Misalnya hewan yang hidup di daerah gurun akan memiliki kapasitas penggunaan air yang relatif sedikit sebagai penyesuaian terhadap lingkungan hidupnya yang miskin air. Berbagai jenis tumbuhan yang ada juga beradaptasi dengan keadaan tersebut, salah satunya dengan membentuk daun yang tebal dan sempit sehingga mengurangi penguapan, contohnya adalah tumbuhan kaktus.

Beberapa fungsi air adalah sebagai berikut :
a.       Sebagai pelarut mineral-mineral
b.      Sebagai tempat hidup atau habitat bagi organisme yang hidup di air
c.       Bagi tumbuhan, air diperlukan dalam pertumbuhan, perkecambahan, dan penyebaran biji
d.      Beberapa dalam fotosintesis
e.       Bagi manusia, air diperlukan sebagai air minum dan sarana hidup lain, misalnya transportasi bagi manusia
f.       Bagi unsur abiotik lain, misalnya tanah dan batuan, air diperlukan sebagai pelarut dan pelapuk.
g.      Mengabsorbsi temperature dengan baik/ mengatur temperature di dalam tanaman.
h.      Menciptakan situasi emperatur yang konstan
Perubahan kehidupan dari air ke darat pada beberapa organism atau siklus organisme selalu terbentuk pada cara mengatasi kekurangan  air. Masalah lain yang dihadapi organisme darat di daerah kering adalah tanpa air tidak ada kehidupan dan sebaliknya, jika ada air maka aka nada kehidupan. Adapun sifa air terdiri atas :
a.       Sifat kimia air
Kepekatan air berhubungan dengan salinitas air, karena bervariasinya garam mineral yang terlarut dalam air. Hal ini sangat mempengaruhi pola kehidupan organisme. Pola kehidupan orgnisme di air yang salinitasnya rendah sangat berbeda dengan pola kehidupan organism di air yang salinitasnya tinggi.
b.      Sifat jelek air
Aliran air yang deras, suhu air yang tinggi dan
      Keberadaan air dalam setiap ekosistem sangat menentukan kelangsungan hidup semua organisme yang ada di dalamnya.. kandungan air di berbagai lingkungan berbeda. Oleh karena itu, pada kondisi lingkungan yang kandungan airnya berbeda akan ditemukan organisme yang berbeda.Seperti ikan yang hidup di air tawar berbeda dengan ikan yang hidup di laut.
4.      Angin
Angin berperan dalam menentukan kelembapan, dan berperan dalam penyebaran biji tumbuhan tertentu. Angin akan mempengaruhi cara hidup organisme (tumbuhan).Organisme akan beradaptasi atau meyesuaikan diri dengan kondisi angin (lingkungan).Contohnya pada tumbuhan. Tumbuhan yang hidup di daerah dengan angin yang kencang, daerah pantai misalnya,membentuk sistem perakaran yang kuat dan batang yang elastis supaya tidak mudah patah ketika diterpa angin. Contohnya jenis tumbuhan tersebut adalah cemara udang.
5.      Udara
Udara sangat penting bagi kehidupan di bumi ini.Oksigen yang kita gunakan untuk bernapas atau Karbondioksida yang diperlukan tumbuhan untuk berfotosintesis juga berasal dari udara. Bahkan bumi kita pun dilindungi oleh atmosfer yang merupakan lapisan-lapisan udara.

6.      Tanah
Keberadaan suatu ekosistem juga dipengaruhi oleh kondisi tanah.Tanah merupakan tempat hidup bagi organisme terutama tumbuhan. Adanya tumbuhan akan menjadikan suatu daerah memiliki berbagai organisme pemakan tumbuhan dan organisme lain yang memakan pemakan tumbuhan tersebut, artinya tanah mempengaruhi kelangsungan hidup organisme dalam suatu ekosistem.
Jenis tanah yang berbeda menyebabkan organisme yang hidup didalamnya juga berbeda. Tanah juga menyediakan unsur-unsur penting bagi pertumbuhan organisme, terutama tumbuhan. Manusia dapat memanfaatkan tanah lebih besar dibandingkan dengan organism lain, namun perlakuan manusia yan berlebihan pada tanah dapat menyebabkan hilangnya kesuburan tanah dan tanah menjadi gersang.
Tanah terbentuk dari proses pengahncran atau pelapukan dari batuan induk menjadi bentuk- bentuk berupa partikel yang sangat halus. Hujan, angin, air, suhu, aliran sungai, salju serta lumut kerak (Lichenes) merupakan factor-faktor yang berperan dalam proses terjadinya tanah. Proses ini dikenal dengan istilah hancuran iklim.
      Tanah tersusun atas bahan-bahan sebagai berikut :
a.       Mineral 45%
b.      Bahan organik 5%
c.       Air 25%
d.      Udara 25%
Bagi kehidupan tanaman, tanah dengan komponen penyusunnya yang menyatu berfungsi sebagai :
a.       Media tempat geraknya tanaman
b.      Gudang unsur hara bagi keperluan nutrisi tanaman
c.       Tempat pesediaan air bagi tanaman
d.      Tempat persediaan oksigen tanah
Tanah meupakan medium yang porous. Dapat menahan air, dapat meneruskan sebagian yang berasal dari air hujan maupun air dalam tanah itu sendiri. Kualitas tanah bisa dilihat dari derajat keasaman (pH), tekstur (komposisi partikel tanah), dan kandungan garam mineral atau unsur haranya.

7.      Ketinggian
Ketinggian suatu tempat menentukan jenis organisme yang hidup di tempat tersebut, karena ketinggian yang berbeda akan menghasilkan kondisi fisik dan kimia yang berbeda.
8.      Garis Lintang
Garis lintang yang berbeda menunjukkan kondisi lingkungan yang berbeda pula. Garis lintang secara tak langsung menyebabkan perbedaan distribusi organisme di permukaan bumi. Ada organisme yang mampu hidup pada garis lintang tertentu saja.


SUMBER

Pratiwi, A..dkk.(2007).Biologi SMA Jilid 1 Kelas X.Jakarta : Erlangga


http://id.wikipedia.org/wiki/Abiotik  (Diakses 25 Desember 2012)

PETA KONSEP SISTEM PENCERNAAN PADA HEWAN